eklan

LKC Gulirkan Program Desa Sehat Mandiri di 8 Provinsi


Tangerang - Visi Indonesia Sehat 2015 yang dirumuskan oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI menyatakan, bahwa gambaran masyarakat Indonesia dimasa depan yang ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan adalah masyarakat, bangsa dan negara yang ditandai dengan penduduknya yang hidup dalam lingkungan dan perilaku yang sehat. Memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata, serta derajat kesehatan yang setinggi-tingginya diseluruh wilayah Republik Indonesia.


Adapun pengertian sehat meliputi kesehatan jasmani, rohani serta social dan bukan hanya keadaan bebas dari penyakit, cacat dan kelemahan. Masyarakat Indonesia yang dicita – citakan adalah masyarakat Indonesia yang mempunyai kesadaran, kemauan dan kemampuan untuk hidup sehat sehingga tercapai derajat kesehatan yang setinggi – tingginya, sebagai salah satu unsur dari pembangunan kesehatan sumber daya manusia Indonesia seutuhnya.

Masalah kesehatan merupakan masalah yang sangat kompleks, oleh karena itu perlu diupayakan secara menyeluruh dan bersama-sama dengan masyarakat untuk mengatasinya. LKC Dompet Dhuafa sebagai salah satu NGO yang bergerak di bidang kesehatan terus mengembangkan program-program inovasi yang dapat meningkatkan pengetahuan serta kesadaran masyarakat akan pentingnya pola hidup sehat.

Program kesehatan promotif dan preventif yang dikembangkan oleh LKC ke beberapa daerah, memiliki kelemahan dimana lokasi kegiatan yang tidak menetap sehingga indikator program di wilayah sasaran tidak dapat dievaluasi secara keseluruhan.

Berangkat dari beberapa pemikiran tersebut, LKC akan mengembangkan program pemberdayaan kesehatan berbasis masyarakat di daerah rawan kesehatan. Program ini disebut “Desa Sehat Mandiri”.

"Desa Sehat Mandiri adalah desa yang memiliki kesiapan sumber daya dan kemampuan untuk mencegah dan mengatasi masalah / ancaman kesehatan, termasuk bencana dan kegawat daruratan kesehatan secara mandiri," jelas Masitoh, AMG selaku Manager Program LKC Dompet Dhuafa di kantornya Jl. ir. H. Juanda Ciputat,Tangerang Selatan, Selasa,(12/2).

Mandiri disini, lanjutnya, diartikan sebagai masyarakat yang menyadari, mau, dan mampu untuk mengenali, mencegah, dan mengatasi permasalahan kesehatan yang dihadapi, sehingga dapat bebas dari gangguan kesehatan, baik yang disebabkan oleh penyakit, maupun lingkungan dan perilaku yang tidak mendukung untuk hidup sehat.

Tujuan dari Program Desa Sehat Mandiri adalah mewujudkan peran nyata Non Goverment Organization (NGO) dalam upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat di Indonesia. Dalam bentuk pendirian pos Sehat pendampingan posyandu, program anak sekolah sehat, pos gizi dengan pendekatan positive deviance, penanggulangan kegawat daruratan dan bencana.

"Tujuan khusus dari program ini untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat desa tentang pentingnya kesehatan, meningkatkan kesehatan ibu, bayi dan balita serta menurunkan angka kematian ibu, bayi dan balita di Indonesia, meningkatkan kewaspadaan dan kesiap siagaan masyarakat desa terhadap risiko dan bahaya yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan akibat bencana, wabah, darurat dan sebagainya," terangnya.

Selain itu, ungkap Masitoh melanjutkan, program Desa Sehat Mandiri juga mampu meningkatnya keluarga sadar gizi & melaksanakan PHBS, meningkatnya kesehatan lingkungan desa, meningkatnya kemampuan dan kemauan masyarakat desa untuk menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan.

Waktu dan tempat pelaksanaan Program Desa Sehat Mandiri akan diselenggarakan pada bulan Februari - Desember 2013 di wilayah rawan kesehatan di 8 Kota/Kabupaten Provinsi NTT,  Sulawesi Selatan, Jawa Timur, Jawa Tengah, DI Jogjakarta, Banten, Lampung.

Adapun metodelogi pelaksanaan program akan melalui beberapa tahapan, pertama Survey dan Advokasi lokasi, kedua penentuan masalah kesehatan, ketiga rekrutmen tenaga kesehatan pendamping hingga pelaksanaan program. Saat ini Tim pelaksana program sedang melakukan survey dan advokasi ke beberapa wilayah untuk Riset Kesehatan dasar yang telah dikeluarkan oleh Departement Kesehatan.

"Selanjutnya tim dapat menilai kevalidan data melalui kunjungan langsung ke Dinas Kesehatan setempat atau mengunjungi wilayah sasaran secara langsung dan bertemu dengan stakeholder setempat untuk mensosialisasikan program tersebut," ujar Masitoh.

No comments

Powered by Blogger.